oleh : Fitri Hasanah Amhar
Orci
adalah spesies buaya sahul Irian yang tinggal di sungai pedalaman Pulau Papua.
Ia adalah anak buaya yang suka menjelajah dan ingin punya banyak teman.
Sayangnya, hewan hutan selalu takut duluan melihatnya. Kalau ia mendekat, mereka
segera menjauh. Orci sangat sedih karenanya.
“Hati-hati
kalau dekat sungai, ada buaya!”
“Iya,
kudengar buaya suka memangsa hewan hutan lain.”
Orci
sedih sekali mendengar bisik-bisik itu dari hewan hutan yang melewati sungai
tempat tinggalnya.
Suatu
hari, Arsi si rusa mendekati sungai untuk minum. Namun saat hendak pergi karena
sudah selesai, kakinya terbelit tanaman liar tepi sungai. Orci ingin segera
menolong. Cepat ia mendekati Arsi.
“Kamu
mau apa, buaya? Jangan mendekat!” seru Arsi ketakutan.
“Aku
hanya ingin membantumu,” jawab Orci sambil berenang mendekat.
Orci
menggigit tanaman liar yang membelit kaki Arsi. Ketika selesai, Arsi segera
menepi.
“Terima
kasih. Siapa namamu?”
“Aku
Orci si anak buaya. Kalau kamu?”
“Aku
Arsi si anak rusa. Di sungai ini hanya kamu ya buayanya?”
“Iya.
Aku sebenarnya kesepian. Apakah kamu mau berteman denganku?”
Arsi
kaget. Wajahnya takut.
“Jangan
khawatir, aku tidak memangsamu. Aku makan ikan dan hewan kecil di sungai,”
katanya lagi.
Arsi
tersenyum lega, ”Kalau begitu, tentu saja!”
Mereka
kemudian bermain di tepi sungai. Orci sangat senang karena akhirnya ada yang
mau berteman dengannya.
“Aku
pulang dulu, ya! Terima kasih tadi sudah membantu!” Arsi pamit pada Orci.
Orci
mengangguk, “Terima kasih juga telah menjadi sahabat baruku yang baik!”
Sepulang
dari sungai Arsi bertemu Upi Tupai sahabatnya. Arsi menceritakan pengalamannya
tadi sewaktu ditolong Orci.
“Masa
sih Orci buaya yang baik? Aku tidak percaya,” kata Upi.
“Iya.
Kalau kamu tidak percaya, ayo kita main bersama besok!” ajak Arsi
Keesokan
harinya Arsi dan Upi berangkat bersama ke sungai. Jantung Upi berdebar keras.
“Orci,
aku datang bersama Upi sahabatku!” seru Arsi.
Orci
datang mendekat. Upi langsung bersembunyi di belakang tubuh Arsi.
“Halo
Upi, salam kenal! Aku Orci anak buaya yang tinggal di sini.”
Upi
masih bersembunyi.
“Hmm,
kamu takut ya denganku? Kalau begitu apakah jika aku menawarkan tur menjelajah
sungai kamu masih takut?”
Upi
tertarik. Ia sangat suka petualangan baru. Ia juga belum pernah menjelajah
sungai.
Orci
menawarkan Arsi dan Upi menaiki punggungnya. Meski sedikit takut, Arsi dan Upi
naik ke punggung Orci. Orci perlahan turun ke sungai dengan Arsi dan Upi di
atas punggungnya.
Orci
membawa Arsi dan Upi menjelajah sungai. Sebagai hewan yang tinggal di darat,
Arsi dan Upi takjub dengan keindahan sungai tempat tinggal Orci.
“Ini
menakjubkan!” seru Upi.
“Iya,
ini petualangan hebat!” seru Arsi.
“Terima
kasih atas petulangan yang seru ini, Orci! Kini aku tidak takut bermain
denganmu,” kata Upi.
Upi
dan Arsi tidak takut lagi berteman dengan Orci. Mereka juga ingin mengajak
teman lain untuk bermain bersamanya.
------
Naskah ini pernah diikutsetakan dalam pengajuan naskah rubrik Nusantara Bertutur di Kompas Klasika, Harian Kompas, Desember 2018 dengan syarat 2500 karakter.
Good fit. Ringan sekali ceritanya :)
ReplyDeleteMakasih kham. Kalau ada kritikan pedas boleh bangeeet disampein jugaa utk semua ceritaa
DeleteWalah mana ada -,-a
ReplyDeleteKarena cerita itu masih sepotong. Better bisa dilanjutkan untuk cerita yang baru.
"Kenapa Orci anak buaya bisa sendirian di situ?"
Ibu bapak nya dimana?
Apakah dia terdampar?
Apakah dia pendatang baru?
Dan seterusnya dan seterusnya.
waw, ini bisa jadi satu buu sendiri ya sepertinya. makasih anak senja :D
DeleteWkkw.. aku lbh suka gaya cerita firti yg begini deh.. lebih hidup. Cm sama kaya ilham, kalo bisa lbh detail lagi ceritanya pasti jadi lebih menarik .
ReplyDeletewow keren kaka fitri
ReplyDelete