Adi
merengut kesal melihat jendela. Ia sedih karena sampai hari ini masih terbaring
di rumah sakit. Teman-teman sekelasnya pasti sekarang sudah asyik berwisata ke
Taman Bunga Cipanas.
“Kamu
kenapa? Kok cemberut begitu?” terdengar suara dari ranjang sebelah. Anak itu
pasien yang baru masuk tadi malam.
Adi
hanya menoleh dan tidak menjawab.
“Kenalkan,
aku Dito,” anak itu melambaikan tangan. Jarak kasur dan selang infus membatasi
mereka untuk bersalaman.
“Aku
Adi,” jawab Adi. “Aku sedih tidak bisa ikut wisata sekolah ke Taman Bunga
Cipanas. Pasti menyenangkan di sana. Tidak seperti aku yang kebosanan di rumah
sakit ini. Tidak ada teman, hanya bisa di kasur, membosankan sekali,” keluh Adi.
“Semalam
waktu dokter bilang aku akan diopname, aku juga berpikir begitu. Tapi begitu
tahu aku sekamar dengan teman sebaya, aku senang karena itu berarti aku punya
teman di rumah sakit ini. Kamu mau berteman denganku?”
Mata
Adi membulat tidak percaya bahwa opname bisa membuatnya punya teman baru. “Tentu
saja mau! Aku juga bosan kalau tidak ada teman.”
Adi
dan Dito segera akrab lewat obrolan tentang kesukaan kartun dan permainan yang
sama. Keduanya sama-sama siswa kelas empat dari SD berbeda.
“Aku
iri karena kamu bisa bicara banyak. Kalau aku bicara terlalu banyak, Mama akan mengingatkanku,”
kata Adi. Ia belum boleh banyak bicara karena bisa membuat napasnya tersengal
dan memicu asmanya kambuh kembali.
“Kalau
kamu bilang iri, aku juga pernah iri sama kamu.”
“Iri
padaku? Masa? Aku tidak percaya,” kata Adi tidak yakin.
“Karena
kamu makannya lahap sekali.”
“Lho,
memangnya kalau kamu makan rasanya gimana?”
“Aku
mual dan selama sakit, rasanya tidak enak kalau makan. Tapi aku senang, lihat
kamu makannya lahap membuat aku semangat makan.” Dito tersenyum. Adi ikut
tersenyum. Sakit yang berbeda memang membuat kondisi mereka berbeda. Adi dengan
asmanya tidak boleh banyak bicara, sementara nafsu makannya tidak terganggu. Sedangkan
Dito yang terkena muntaber tidak masalah jika banyak bicara saat ia tidak dalam
kondisi lemas, namun selera makannya menurun.
Sejak
ada Dito, Adi jadi tidak merasa bosan. Biasanya bosan di rumah sakit membuatnya
kesal dan mudah marah. Mereka akrab menonton kartun favorit yang sama, bermain
tebak-tebakan, dan membahas tokoh superhero favorit masing-masing. Persahabatan
baru ini membuat Adi lebih ceria selama opname.
Tiga
hari sejak perkenalan Adi dan Dito, dokter menyatakan Adi sudah boleh pulang. Adi
senang sekaligus sedih karena ia akan berpisah dengan sahabat barunya.
Dito
juga sedih. Tapi ia senang karena Adi sudah sehat. Ia pun ingin lekas sehat dan
kembali pulang ke rumah dan bersekolah seperti biasa.
“Jangan
sedih Adi. Kan kita masih bisa bertemu
atau berkomunikasi. Sekarang kita bertukar nomor dan alamat saja ya.”
Adi
masih berkaca-kaca. Ia menganguk. Dalam hatinya ia berjanji bahwa persahabatan
ini tidak usai hanya dengan pulang ke rumah karena sembuh.
Widih.... Simple story tp pesannya ngena banget. Story with purpose gitu. Tertarik membaca lanjutannya. Kalau ada. ;D
ReplyDeleteAlhamdulillah kalo gitu maal. Ada saran ide lanjutannya gaak?Bisa diadain nih~ Makasih yaa
DeleteAda sih ide, tp sad gitu gpp?
DeleteBisa jadi bikin novel anak aja fit
ReplyDeleteBagaimana tuh kham maksudnyaaa?
DeleteKalau dilihat dari alur dan konfliknya sudah baik untuk pembacanya anak-anak, sederhana dan mudah untuk disimpulkan lgsg oleh anak-anak (tanpa bimbingan orang dewasa)
ReplyDeleteTetapi beberapa kali membaca cerpen anak yang dibuat Kakak Fitri, diksi atau pemilihan katanya sering msh tidak pas untuk pembaca anak-anak. Seperti opname? Apakah anak-anak paham opname itu apa? Lalu terkena muntaber? Apakah lbh sederhana diganti sakit muntaber? Dan dokter menyatakan Adi, hmm kata menyatakan kurang pas buat anak-anak yang msh belajar diksi..
Mangats! :)
Noted mas ejaaa.diksi berarti yaa pr kuu
DeleteSudah pernah naskahmu ini diprint lalu diminta adek Fitri ngebaca trs minta komen gitu.. minta pemdapatnya yg bagus ceritanya gmnaa..
DeletePst akan lebih paham, sudut pandang anak2 bgmn, buat fitri nulis selanjutnya..
Eh krg tanda tanyanya haha, intinya paragraf awal itu bertanya, dan paragraf kedua ksh sarannya haha
Deleteada yang udah ada yang belum kaak. siap, makasih sarannya yaa :D
DeleteSepakat ama masnya.. hehe, kadang ada kata yg kurang pas di. Cerita firti, udh bagus kok soal ide ide ceritanya 😚😉😉
Deletekeren kaa fitri ceritanya
ReplyDelete